Penurunan Produksi dari Lapangan Minyak Termuda RI Menyebabkan Kekhawatiran

by -821 Views

Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto, mengakui bahwa sebagian besar ladang minyak dan gas bumi (migas) milik Indonesia sudah berusia tua. Hal ini menyebabkan penurunan produksi secara alamiah yang tidak bisa dihindari.

Sugeng menjelaskan bahwa sebagian besar atau bahkan hampir seluruh blok migas yang saat ini berproduksi masuk dalam kategori “matang” atau sudah uzur. Bahkan, penurunan produksi juga terjadi pada blok migas yang masih tergolong muda.

Blok Cepu, yang merupakan blok migas yang paling muda, juga mengalami penurunan produksi. Pada tahun 2021, produksi blok Cepu mencapai puncaknya yaitu 230 ribu barel per hari (bph). Namun, saat ini produksi blok Cepu sudah mengalami penurunan.

Sugeng menjelaskan bahwa penurunan produksi ini terjadi karena kurangnya eksplorasi dalam menemukan sumber-sumber minyak baru. Saat ini, Indonesia hanya mengandalkan dua blok migas sebagai tulang punggung produksi minyak, yaitu blok Rokan dan blok Cepu.

Sugeng mengungkapkan bahwa setelah diambil alih oleh Pertamina, produksi di blok Rokan masih stabil dan berada di level 164 ribu bph. Sementara itu, produksi blok Cepu saat ini berada di level 160 ribu bph.

Sugeng menjelaskan bahwa dua blok ini menjadi penopang produksi minyak Indonesia. Namun, mencapai target produksi minyak sebesar 660 ribu bph setiap harinya sulit dicapai.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, menjelaskan bahwa produksi minyak di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu, mengalami penurunan menjadi sekitar 140 ribu bph. Namun, produksi minyak yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mengalami peningkatan.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, menyadari bahwa Blok Cepu saat ini mengalami penurunan produksi secara alami. Oleh karena itu, dengan adanya rencana pengeboran tujuh sumur di Lapangan Banyu Urip, diharapkan produksi Blok Cepu bisa kembali mengungguli Blok Rokan.

Dwi mengungkapkan bahwa produksi Blok Cepu saat ini sekitar 157 ribu bph dan dengan potensi peningkatan produksi melalui pengeboran sumur baru, diharapkan Blok Cepu bisa kembali menjadi produsen minyak terbesar di Indonesia.

Sumber: CNBC Indonesia