Tembakan besar dari Lebanon mengarah ke bagian utara Israel pada Sabtu (6/1/2024) waktu setempat. Melalui Reuters, militer Israel mengatakan mereka telah menyerang “sel teroris” yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Tidak lama setelah sirine roket berbunyi di bagian utara Israel, militer mengatakan sekitar 40 tembakan dari Lebanon menuju wilayah Meron di bagian utara Israel telah teridentifikasi.
Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai korban jiwa atau kerusakan akibat tembakan tersebut.
Sementara itu, kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, mengatakan mereka menyerang pos pengamatan penting Israel pada Sabtu pagi dengan 62 roket sebagai “respons awal” terhadap pembunuhan wakil ketua Hamas awal pekan ini.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan diplomat senior Uni Eropa Josep Borrell juga memulai usaha diplomatik baru pada hari Jumat untuk menghentikan dampak perang Gaza, yang telah berlangsung selama tiga bulan itu.
Israel dan Hizbullah sering saling baku tembak melintasi perbatasan. Suasana di Tepi Barat semakin panas dan kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran tampaknya bertekad untuk melanjutkan serangan terhadap jalur pelayaran Laut Merah sampai Israel menghentikan pemboman mereka terhadap Gaza.
Serangan Israel dimulai setelah militan Hamas dari Gaza menyerang Israel pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan 1.200 orang dan 240 orang disandera. Serangan ini bertujuan untuk memusnahkan Hamas yang menguasai Gaza dan telah menewaskan 22.600 orang.
Konflik belum berhenti meskipun Blinken dan diplomat senior lainnya telah melakukan kunjungan ke wilayah tersebut. Pada hari Sabtu, WAFA melaporkan bahwa 18 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Gaza.
Israel telah mencatat 175 tentara tewas dalam aksi tersebut sejak serangannya dimulai. Blinken dijadwalkan mengunjungi Tepi Barat selama tur selama seminggu yang dimulai pada hari Jumat di Turki.
Hamas didukung oleh Iran. Penduduk Gaza mengalami trauma, sebagian besar mengungsi akibat pemboman tersebut dan menghadapi krisis kemanusiaan yang menghancurkan, dengan persediaan makanan, obat-obatan dan bahan bakar yang menipis.