Jokowi, Sri Mulyani & BI Mengungkapkan Fakta Situasi yang Mengkhawatirkan Saat Ini

by -88 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah pandemi Covid-19, ancaman global tidak berhenti. Dunia saat ini dihadapkan pada situasi yang berat, mulai dari perubahan iklim, perang antara Palestina dan Israel, serta kenaikan suku bunga yang tinggi.

Kondisi ini diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan pejabat negara lainnya. Jokowi mengatakan bahwa tantangan ekonomi ke depan semakin berat akibat gejolak yang terjadi di dunia, seperti perubahan iklim dan perang.

“Dunia semakin tidak jelas. Tantangan yang kita hadapi juga tidak semakin berkurang, malah semakin bertambah,” kata Jokowi di Jakarta, Selasa (24/10/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Dia menjelaskan bahwa perubahan iklim yang sebelumnya dianggap tidak masalah, sekarang sudah mulai terasa dampaknya. Seperti kekeringan super El Nino yang hampir mengurangi produksi beras di semua negara.

“22 negara juga mengurangi ekspor beras karena kondisi ini,” kata Jokowi.

Selain itu, terjadi pelemahan ekonomi global dan kebijakan negara maju, seperti Amerika Serikat yang menaikkan suku bunga, juga semakin mempersulit situasi bagi negara berkembang.

“Modal semua lari kembali ke Amerika, ini semakin mempersulit kita semua,” kata Jokowi.

Jokowi juga menyebut bahwa perang yang belum berakhir, seperti Ukraina dengan Rusia dan Hamas dengan Israel, semakin mengkhawatirkan. Konflik ini berpotensi meluas ke negara lain seperti Lebanon, Suriah, dan Iran.

“Hal ini akan semakin mempersulit masalah ekonomi negara-negara lain karena harga minyak pasti akan naik,” katanya.

Oleh karena itu, Jokowi memperingatkan semua pihak untuk mewaspadai sentimen ini terhadap ekonomi dalam negeri, baik dari sisi moneter maupun fiskal. Meskipun Indonesia sudah memiliki arah kebijakan dan peta jalan untuk mendukung ekonomi di masa depan seperti hilirisasi, tetap harus diawasi secara detail dalam implementasinya.

“Kerja secara detail, memeriksa yang benar, memantau dan memeriksa di lapangan, artinya pekerjaan mikro sangat penting, masalah bottlenecking harus diselesaikan. Pekerjaan saat ini tidak bisa hanya bersifat makro saja, tidak bisa. Dan harus memiliki tim masing-masing untuk mengawasi di lapangan,” jelas Jokowi.

Sri Mulyani juga mengakui tekanan ekonomi global saat ini, seperti akibat perang yang terjadi di berbagai wilayah, perubahan harga komoditas energi dan pangan akibat fenomena El Nino, serta kenaikan suku bunga yang tinggi yang berpotensi menekan ekonomi Indonesia mulai kuartal IV-2023.

Menurutnya, akibat tekanan global ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan melemah menjadi 4,86% pada kuartal IV-2023, dari asumsi sebelumnya sebesar 5,06%. Selain itu, pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun juga diperkirakan akan melemah menjadi 5,04% dari asumsi sebelumnya 5,09%, dan pada tahun 2024, pertumbuhan ekonomi diharapkan hanya mencapai 5,08% dari asumsi di APBN 2024 sebesar 5,2%.

Sumber Masalah Indonesia

Kementerian Keuangan juga mencemaskan penurunan harga komoditas unggulan Indonesia. Penurunan harga komoditas tersebut akan berdampak negatif pada ekspor dan pendapatan masyarakat yang bergantung pada komoditas, seperti di Kalimantan dan