Sri Mulyani diingatkan terhadap Lesunya Manufaktur RI

by -35 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur di Indonesia pada bulan Agustus 2024 mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan Juli 2024. PMI Manufaktur Indonesia menunjukkan penurunan selama dua bulan berturut-turut.

S&P Global menunjukkan aktivitas manufaktur Indonesia turun dan menyusut menjadi 48,9 pada bulan Agustus 2024. Ini berarti, PMI Manufaktur Indonesia telah mengalami penyusutan selama dua bulan berturut-turut yaitu pada bulan Juli (49,3) dan Agustus.

PMI juga terus memburuk dan turun selama lima bulan terakhir. PMI turun dari 54,2 pada bulan Maret 2024 dan terus menurun hingga bulan Agustus 2024.

“PMI kita masuk kontraksi ini perlu waspada tapi kita harap dengan impor yang tumbuh di 9% itu bisa dorong kegiatan manufaktur,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (23/9/2024).

Sri Mulyani mengakui bahwa kontraksi PMI Indonesia tercermin dari permintaan listrik industri yang mengalami penurunan 2,9%. Selain itu, permintaan semen tumbuh tipis seiring dengan kegiatan konstruksi yang mulai melandai.

“Kita harap di kuartal terakhir ada akselerasi khususnya untuk proyek konstruksi meningkat,” katanya.

Selain Indonesia, sejumlah negara Asia dan zona Eropa juga mengalami kontraksi. Meskipun China sedikit lebih tinggi, namun masih mengalami penurunan yang tipis.

“Untuk PMI jasa kelihatan paling kanan itu semuanya pada zona yang ekspansif. Ini gambarkan perekonomian dunia mengalami transformasi di mana sektor jasa dan adanya digital akan lebih dominan dan memberikan peran penting bagi perekonomian semua negara,” ungkap Sri Mulyani.